Situs Batu Loceng (Wisata Rohani)

SILSILAH PADEPOKAN PATILASAN BATULOCENG


       I.            Arti dan Makna Batuloceng
Batuloceng adalah suatu tempat yang terletak di desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang Kabupaten Banung Barat. Dalam untaian sejarah yang sangat panjang Batuloceng memliki arti dan makna yang sangat daalam. Karena didalamnya terdapat sebuah patilasan atau peninggalan sejarah zaman kerajaan padjajaran. Yang dikenal sampai sekarang yaitu keramat Batuloceng. Kata kampong Batuloceng itu sendiri diambil dari keramat tersebut. Sedangkan Batuloceng yang terdiri dari 2 (Dua) suku kata tersebut memiliki arti dan makna yaitu sebagai berikut:
Batu : Merupakan kekayaan alam yang diciptakan Allah SWT.
Loceng : Sebuah prasasti yang dibuat oleh manusia dan dijadikan ciri.
Kenapa dikatakan batu loceng, Karena Batu atau prasasti yang dibuat tersebut mirip dengan lonceng



    II.            Pra Pembentukan Batuloceng & Tinjauan Sejarah
Menurut pnyelidikan para ahli, Pada permulaan kurang lebih satu juta tahun yang lalu, beberapa kegiatan vulkanik didaerah utara bandung sempat membentuk kumpulan gunung api dengan ukuran dasarnya mencapai 20 km, dengan ketinggian antara 2000 s/d 3000 meter diatas permukaan laut. Gunung api tersebut dikenal dengan nama Gunung Sunda, Sebuah gunung raksasa dengan kaldera dipuncaknya. Pada periode tersebut gunung sunda runtuh yang diikuti dengan terjadinya patahan lembang ( jalurnya tanjakan cibogo sekarang). Sekitar Sebelas ribu ( 11000 ) tahun yang lalu, lahir lah gunung tangkuban perahu sebagai anak kaldera gunung sunda. Dan gunung ini menutupi bagian timur sisa gunung api yang lama. Paling tidak gunung berapi ini mengalami erupsi atau letusan sekitar tiga kali yang sangat besar dan mengeluarkan lava dan abu yang menimpa daerah utara bandung. Erupsi kedua dari gunung tangkuban perahu yang menurut cerita rakyat adalah sebuah perahu yang tertelungkup ditendang oleh sangkuriang kesiangan terjadi sekitar 6000 tahun yang lalu, Adapun muntahan dari erupsi kedua ini terbesar disebelah barat Cimbuleuit  dan sebagian lagi menyumbat sungai citarum yang mengalir dilembah cimeta (Padalarang) , Sehingga terbentuklah danau bandung atau sering disebut dengan Situ Hiang. Dan sekitar 3000-4000 Tahun yang lalu, danau bandung mulai surut airnya dan muncul lah dataran tinggi bandung (yang sampai sekarang menjadi Kota Bandung). Danau itu mulai surut tatkala sungai Citarum yang tersumbat muntahan lava dan debu Gunung Tangkuban Perahu bisa bebas mengalir lagi dan menembus bukit tinggi Rajamanggala sebelah barat Batujajar melewati terowongan alam Sanghiang Tikoro. Dataran tinggi Bandung terkenal dengan kesuburannya adalah berasal dari bekas lahar atau lava dan debu muntahan Vulkanik gunung Tangkuban Perahu. Adapun yang disebut gunung sunda adalah gunung yang membentang dari mulai gunung Manglayang sebelah timur sampai gunung Burangrang sebelah barat. Gunung – gunung tersebut adalah :
  1.  Gunung Manglayang
  2. Gunung Mangparang
  3. Gunung Kasur
  4. Gunung Sanggara
  5. Gunung Bukitunggul
  6. Gunung Palasari
  7. Gunung Tangkuban Perahu
  8. Gunung Burangrang
Dan keberadaan Batuloceng itu sendiri terletak di antara Gunung Palasari dan Gunung Tangkuban Perahu. Peninggalan seorang Raja yang tinggal di galuh Pakuan yaitu Prabu Wanara atau orang sunda menyebutnya Ciung Wanara.




III.      Keberadaan Batuloceng dan Silsilahnya.
Batuloceng menurut cerita rakyat ditemukan pada abad ke-16 dikala dibukanya hutan oleh belanda yang diperuntukan untuk penanaman kopi. Dimana berada disebuah bukit dibawah apitan antara gunung palasari dan gunung bukitunggul , Yang diperhitungkan jarak dari lembang  sekitar 16 km. Dilokasi ini juga ditemukan sebuah makam yang menjalur dengan kepala kesebelah timur dengan panjang kurang lebih 4,5 meter. Dipinggir makam tersebut terdapat dua buah batu yang pertama dinamakan batu kujang karena mirip dengan pegangan kujang yang kedua batuloceng dikenal dengan nama Jabang Bayi Gada Sewu Liman. Ketiga ciri tersebut memiliki nama diantaranya.
  1. Makam diberi nama Sunan Dalem Marga Taka.
  2. Batu kujang diberi nama Kujang Panarang Kinasihan,
  3. Batu Loceng diberi nama Jabang Bayi Gada Sewu Liman.


  IV.            Susunan Pemegang Patilasan BatuLoceng

  1. Sembah Haji Gojali.
  2. Sembah Haji Husen dari Cirebon (Dari tahun 1693-1721)
  3. Eyang Wiradisuta (Dari tahun 1693-1721)
  4. Eyang Papak ( 1722-1757)
  5. Eyang Pangudar ( 1758-1792)
  6. Sembah Haji Mustopa (1792-1814)
  7. Kiayi saripudin ( 1814-1847)
  8. Kiayi muhamad Rohman Kholil Syahbana (1848-1892)
  9. Kiayi muhamad Hasan  marup (1892-1962)
  10. Bapak Iding (1962-1982)
  11. Ibu Rukmini (1982-2007)
  12. Bapak Sutisna Saputra (1962-2003)
  13. Juli Ahmad Suganda (2007 – Sekarang)

Adapun yang bertugas menyebarkan agama islam dan seni beladiri sampai pada pemegang kesembilan , pada masa pemegang ibu rukmini atau sekitar tahun 2005 . patilasan batuloceng sudah dianggap sebagai situskapur bakalaan dan berada dibawah dinas kepurbakalaan ( cagar budaya ) dan pengelolaan nya diserahkan kepada keturunan dan pemeritahan.



Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar